Arif Dwi Susanto, Guru SDN Rungkut Menanggal I Surabaya, Peraih Eco Teacher (Elementary) of the Year 2012

Arif Dwi Susanto, guru SDN Rungkut Menanggal I Surabaya peraih penghargaan Eco Teacher (Elementary) of the Year 2012
Gerakan
menanam pohon menjadi senjata yang digunakan Arif Dwi Susanto untuk
mengajak warga sekolah peduli terhadap lingkungan sekolah. Guru pembina eco school
SDN Rungkut Menanggal I, peraih penghargaan Eco Teacher of the Year
2012 kategori SD, ini getol mengampanyekan gerakan tanam pohon kepada
warga sekolah karena berbagai alasan. Diantaranya untuk meningkatkan
jumlah oksigen yang ada di lingkungan sekolah.
”Dengan menanam pohon, berarti kita ikut
menghasilkan oksigen bagi makhluk hidup yang ada di sekolah, tidak
hanya manusianya saja, hewan juga ikut merasakan oksigen itu,” terang
Arif Dwi Susanto. Tidak hanya untuk memproduksi oksigen, Arif Dwi juga
berupaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang hijau, rindang, sejuk
dan menambah jumlah jenis pohon yang ada di sekolah.
Pemilahan dan pengolahan sampah juga
disampaikan kepada warga sekolah, terutama siswa. Arif Dwi Susanto
mengajak siswanya bersama kader lingkungan sekolah untuk melakukan
pemilahan sampah dan pengolahannya. Menurutnya, di setiap kelas sudah
ada 2 tempat sampah terpilah, yakni basah dan kering.
Setiap harinya Arif Dwi bersama kader
lingkungan lainnya mengecek pemilahan sampah yang ada di kelas-kelas.
”Saya ingin anak-anak bisa membedakan mana yang sampah kering dan mana
yang sampah basah,” tutur Arif Dwi Susanto. Tidak hanya memilah, siswa
di sekolah juga diajak untuk mengolah sampah yang sebelumnya sudah
dipilah.
Sampah kering yang terdiri dari botol,
gelas dan kertas bisa diolah untuk dimasukkan ke dalam bank sampah.
Sedangkan untuk sampah basah bisa langsung diolah untuk dimasukkan ke
dalam “sumokuro” untuk diolah menjadi pupuk kompos. Khusus bank
sampah, sampah kering yang berhasil dikumpulkan, merupakan berasal dari
aktivitas pemilahan sampah yang dilakukan oleh siswa.
Setiap bulan, bank sampah milik sekolah
ini harus diuangkan untuk pendanaan kegiatan lingkungan lainnya.
Sementara itu, untuk pengolahan sampah basah, Arif Dwi mengajak siswanya
untuk mengisi sumokuro dengan memasukkan sampah daun. Pengolahan sampah
basah dan kering yang dikampanyekan Arif Dwi menghasilkan pupuk kompos
yang berasal dari sumokuro sewaktu panen kompos di sekolah.
Arif Dwi Susanto juga mengajak siswanya
untuk belajar berwirausaha melalui kegiatan lingkungan yakni diantaranya
perawatan kolam ikan lele, bank sampah dan budidaya tanaman okra yang
langka ditemui di Surabaya. Dia menyampaikan bahwa beberapa kegiatan
lingkungan sudah terealisasi. Diantaranya budidaya tanaman okra dan
perawatan ikan lele.
Untuk mengurangi genangan air di halaman
sekolah, Arif Dwi mengajak siswa untuk membuat lubang resapan biopori
di sekolah. ”Semenjak kami membuat biopori, genangan air bisa dikurangi.
Kini tidak ada lagi genangan air pasca hujan di sekolah kami,” tutur
Arif Dwi Susanto. Upaya penghematan energi pun terus digalakkan. Dia
menjadi penggerak untuk mengajak warga sekolah terutama siswa untuk
terbiasa mematikan lampu dan keran air ketika sudah tidak digunakan.
Surabaya Eco School 2012 adalah program
lingkungan hidup berkelanjutan untuk sekolah-sekolah di Surabaya dengan
tema Wujudkan Pola Hidup Ekonomi Hijau Sekolah. Program yang memadukan
kompetisi dan pembinaan ini diselenggarakan oleh Tunas Hijau, Pemerintah
Kota Surabaya dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Surabaya Eco
School didukung oleh PT. Dharma Lautan Utama, PPS Teflon Paint
Protection dan Bank Jatim.
(diposkan kim
swaraguna - Yanuar Yudha)
Tidak ada komentar